BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tentu tidak
terlepas dari bahan kebutuhan pokok, dan dapat dikatakan hidupnya tergantung
dari terpenuhinya kebutuhan pokok tersebut.
Hal itu wajar karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat perlu
mengonsumsi bahan kebutuhan pokok yang bermanfaat bagi tubuh, agar tetap dalam
kondisi tidak kekurangan gizi.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut selain
persediaan juga dipengaruhi faktor harga, yang berkaitan dengan daya beli
masyarakat. Ketika harga kebutuhan pokok
itu naik cukup tinggi, sebagian besar masyarakat pasti mengeluh, karena akan
menambah beban anggaran rumah tangga sehari-hari. Kondisi itu juga akan
menyedot anggaran untuk kebutuhan lain.
Untuk
menyikapi kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, masyarakat terpaksa melakukan
langkah terobosan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Langkah itu
diantaranya memperketat pengeluaran untuk kebutuhan lain dan mengurangi porsi
belanja. Apalagi saat menjelang ramadhan dan idul fitri harga bahan
kebutuhan pokok cenderung akan naik sehingga membutuhkan banyak biaya
bagi keperluan tersebut.
Kenaikan
harga bahan kebutuhan pokok yang menjadi langganan menjelang ramadhan dan idul
fitri dari tahun ke tahun dipicu oleh banyaknya jumlah permintaan, naiknya
permintaan yang tidak disertai kesiapan pasokan sehingga sesuai hukum dasar
ekonomi bila permintaan berlimpah sedangkan pasokan terbatas maka harga barang
akan naik, saat menjelang ramadhan dan idul fitri harga barang terus melonjak
naik, karena jumlah permintaan terus meningkat sedangkan jumlah barang tetap
atau cenderung berkurang.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan
permasalahan sebagai berikut:
a) Apakah
yang mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan dan idul
fitri?
b) Bagaimana
upaya pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan
dan idul fitri?
c) Bagaimana
solusi dalam menangani kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan dan
idul fitri?
1.3. Tujuan
Makalah
ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a) Menganalisis
hal-hal yang mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan dan
idul fitri.
b) Menganalisis
upaya pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan
dan idul fitri.
c) Menganalisis
solusi dalam menangani kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang ramadhan dan
idul fitri.
BAB II
ANALISIS KENAIKAN HARGA
2.1. Penyebab Kenaikan Harga
2.1.1. Hukum Permintaan dan Penawaran
Salah
satu hal yang menyebabkan harga barang terus merangkak naik adalah prinsip ”supply dan
demand”. Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan bahwa apabila
permintaan meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung terjadi kenaikan
harga barang.
Saat
ini harga beras terus melonjak naik hal ini disebabkan banyak petani beras yang
gagal panen. Gagal panen ini menyebabkan jumlah beras di pasar menurun
sedangkan permintaan tetap atau mungkin bertambah karena menjelang ramadhan.
Saat menjelang ramadhan, harga barang terus melonjak naik karena jumlah
permintaan terus meningkat sedangkan jumlah barang tetap atau cenderung
berkurang.
Contoh kenaikan permintaan
tersebut dapat terjadi seperti saat menjelang ramadhan seperti ini banyak orang di daerah jawa yang
melakukan ritual “kirim doa” kepada para kerabatnya yang telah meninggal.
Ritual ini berupa syukuran dengan mengundang para tetangga dan kerabat ke rumah
untuk berdoa bersama-sama mendoakan sanak saudara yang telah meningga dunia. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh satu
keluarga tapi oleh semua keluarga yang memilki keluarga yang sudah meninggal
dunia.
Selain itu kebiasaan
makan-makan sebelum ramadhan atau disebut “cucurak” juga memicu tingginya permintaan
sedangkan persediaan di pasar tetap. Hal ini menyebabkan permintaan akan
kebutuhan beras meningkat. Naiknya permintaan beras tidak diikuti bertambahnya
jumlah beras di pasar hal inilah yang menyebabkan harga beras terus merangkak
naik.
2.1.2. Penimbunan Barang
Praktik penimbunan
dalam perjalanannya selama ini selalu mendapat sorotan serius dari berbagai
pihak, terutama terhadap pihak pemerintah untuk memberantasnya agar harga-harga
berbagai bahan kebutuhan pokok di pasar kembali normal.
Praktik penimbunan
sering kali dilakukan terhadap barang-barang yang paling dibutuhkan masyarakat
seperti sembako atau sembilan bahan pokok berupa makanan dan minuman serta juga
bahan bakar seperti minyak dan gas. Praktik penimbunan tujuannya tak lain untuk
mendapatkan keuntungan besar dari menjual dengan harga tinggi barang-barang
yang telah lama ditimbun, saat permintaan dari konsumen sedang tinggi.
Dapat diprediksi
terdapat beberapa pedagang yang menimbun barang terlalu banyak pada hari biasa
sehingga terjadi kelangkaan pada saat menjelang ramadhan. Hal inilah yang menyebabkan harga kebutuhan
pokok melambung tinggi.
2.1.3. Kinerja Pasokan
Terganggu
Walaupun pemerintah
berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan aman dan terkendali, fakta di
lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan sistem distribusi beberapa
pangan terganggu karena kualitas sarana dan prasarana transportasi banyak yang
rusak.
Beberapa media nasional
dan daerah melaporkan bahwa jalan di beberapa ruas di pantai utara Pulau Jawa
dan jalan lintas tengah serta lintas timur di Sumatera mengalami
kerusakan. Padahal kedua jalur tersebut digunakan sebagai dua poros utama jalur
distribusi pangan. Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas ekonomi di Pulau
Jawa dan Pulau Sumatra merupakan 84 persen penyumbang terbesar terhadap
kinerja ekonomi nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jadi bisa
dibayangkan betapa besarnya masalah yang dihadapi apabila sarana
infrastruktur di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra terganggu.
Dampak buruk yang
ditimbulkan tidak hanya ditanggung konsumen di perkotaan, tetapi juga
ditanggung oleh petani di pelosok perdesaan. Kenaikan harga pangan kali
ini sedikit sekali yang dapat dinikmati petani karena persentase kenaikan harga
ditingkat konsumen jauh lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan
harga di tingkat produsen. Akibat
distribusi yang kurang baik, kebutuhan pokok tidak tersalur dengan cepat. Hal ini menyebabkan barang menjadi langka dan
harga semakin naik.
2.1.4. Gaya Hidup
Masyarakat Lebih Konsumtif
Hari-hari
di bulan ramadhan merupakan hari-hari istimewa bagi
setiap pribadi muslim. Pada hari-hari ramadhan, pribadi muslim dilatih untuk bisa
menahan segala keinginan hawa nafsunya dan lebih banyak mendekatkan diri kepada
Allah SWT, sehingga pada Idul fitri nanti, diharapkan terbentuk pribadi muslim yang
bertakwa.
Tetapi
dalam kenyataannya, umat Islam sering lupa akan tujuan utama dari adanya bulan ramadhan
ini. Hari-hari istimewa di bulan ramadhan yang seharusnya menjadi momen untuk
berkaca diri dan menahan hawa nafsu, malah digunakan untuk memenuhi berbagai
tuntutan dan keinginan diri. Mengkonsumsi sebenarnya merupakan kegiatan yang
wajar. Namun disadari atau tidak, masyarakat tidak hanya mengkonsumsi tapi
telah terjebak ke dalam budaya konsumerisme.
Kegiatan buka bersama,
dengan adat menyediakan berbagai menu lebih banyak dan mewah dari biasanyan
menyebabkan sebuah pemborosan. Pada hari
biasa masyarakat cukup makan malam dengan air putih, nasi dan lauk, tetapi pada
saat ramadhan banyak masyarakat yang menambah menu dengan aneka es, gorengan,
dan makana pembuka lain yang menyebabkan konsumsi meningkat.
2.2. Upaya Pemerintah Mengatasi Kenaikan Harga
Pemerintah terus berupaya melakukan langkah
untuk menekan harga-harga kebutuhan pokok saat ramadhan dan idul fitri. Namun
tetap saja program-program ataupun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Tradisi kenaikan harga bahan pokok saat
ramadhan dan idul fitri masih saja terjadi.
Kepala Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian, Achmad Suryana menjelaskan mengenai upaya apa saja yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga sembako saat menjelang Idul
Fitri diantaranya :
a.
Meminta para pengusaha
swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan instansi terkait menyelenggarakan
pasar murah sehingga harga-harga kebutuhan pokok bisa terjangkau konsumen,
terutama masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin. Misalnya pasar murah
daging sapi, daging ayam, telur, gula, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan
lainnya. Guna menahan laju kenaikan harga saat menjelang hari raya nanti.
b.
Adanya program Operasi Pasar (OP), sehingga
pemerintah daerah dapat melakukan operasi pasar terutama operasi pasar untuk
beras jika harga beras melonjak tinggi dan sangat memberatkan konsumen. Ini
dilakukan dalam rangka menangani pengendalian harga pangan pada Bulan
Ramadan dan menjelang Idul Fitri.
c.
Mengimpor berbagai kebutuhan pokok dari negara
lain.
d.
Memperbaiki sarana dan prasarana
transportasi agar sistem produksi dan sistem distribusi pangan tidak terganggu
sehingga pasokan akan kebutuhan pokok tidak mengalami pengurangan.
e.
Pembagian jatah beras miskin
yang lebih awal, ini bertujuan untuk mengurangi beban penduduk miskin untuk
membeli beras saat menjelang hari raya.
f.
Melakukan pengawasan yang intensif terhadap
pergerakan harga-harga barang saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pemerintah juga menghimbau konsumen agar membuat stok barang untuk
keperluan setelah hari raya sehingga hal tersebut juga bisa menekan kenaikan
harga setelah idul fitri. Karena sesudah hari raya biasanya harga-harga
kebutuhan pokok akan melonjak. Hal itu terjadi karena para pedagang banyak yang
sudah pulang ke kampung halamannya atau menutup usahanya. Sementara para petani
sayur-mayur pada hari tersebut tidak melakukan panen karena masih merayakan
idul fitri.
2.3. Solusi Menangani Kenaikan Harga
Beberapa cara yang
dapat ditempuh untuk menangani kenaikan harga barang kebutuhan pokok khususnya
saat ramadhan
dan idul fitri sebagai berikut:
a. Menyeimbangkan
Pengeluaran dengan Kebutuhan
Bulan ramadhan kemudian dilanjutkan idul fitri, masyarakat mulai bersiap-siap menyambutnya dengan mulai mencari segala
kebutuhan pokok untuk persediaan. Hal ini menyebabkan pola konsumsi dalam
masyarakat mengalami perubahan.
Semula pola
konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya hanya untuk sesaat itu saja,
kemudian berubah menjadi pola konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan jangka waktu
yang lama.
Upaya masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu yang lama ini dengan meningkatkan
persediaan barang keperluan sebanyak-banyaknya untuk menjamin
kebutuhan yang akan datang dengan cara saling mendahului di antara
masyarakat untuk mencari dan membeli barang kebutuhan terutama kebutuhan pokok. Hal
ini menyebabkan konsumsi dalam masyarakat menjadi meningkat pesat. Meningkatnya
konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan persediaan untuk jangka waktu
yang lama tidak seiring dengan ketersediaan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.
Barang-barang dibutuhkan masyarakat dapat diperoleh dipasar-pasar dengan proses
jual-beli.
Meningkatnya
konsumsi masyarakat mengakibatkan barang kebutuhan menjadi langka, cepat habis
bahkan lenyap. Kelangkaan barang kebutuhan di pasar-pasar mengakibatkan
masyarakat panik. Kepanikan masyarakat dalam memperoleh barang kebutuhan
mempengaruhi proses jual-beli di pasar-pasar.
Masyarakat berusaha
secepatnya memperoleh barang kebutuhannya sementara pedagang di pasar-pasar
berusaha menyediakan barang kebutuhan masyarakat secara lengkap dan
sebanyak-banyaknya. Untuk menyediakan Barang-barang kebutuhan masyarakat untuk
dijual, pedagang-pedagang berusaha memperoleh ketempat-tempat produksi barang
kebutuhan masyarakat. Produksi barang kebutuhan masyarakat terbatas cenderung
jumlah produksi barang tetap. Memaksa pedagang memperoleh barang kebutuhan dari
sesama pedagang yang masih memiliki persediaan berapapun tinggi harga barang
kebutuhan masyarakat.
Akibatnya harga
barang kebutuhan masyarakat di pasar-pasar menjadi bergejolak atau harga-harga
naik. Dapat kita lihat bahwa adanya peningkatan yang pesat dan cepat dalam masyarakat untuk
memperoleh barang kebutuhannya, adanya Kelangkaan penyediaan barang-barang
kebutuhan masyarakat di pasar-pasar.
b.
Pengendalian Stok
Kenaikan
harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga pangan di dalam negeri.
Apalagi saat ini sebagian besar bahan pangan yang ada di pasar dalam negeri
diperoleh dari impor. Karena
itu, selama indonesia masih tergantung pada pasokan pangan impor, kenaikan
harga pangan dunia yang dipastikan terus terjadi setiap tahunnya akan berujung
pada tambahan beban bagi masyarakat, ditambah lagi kebijakan pemerintah yang
menyerahkan pengadaan bahan pangan kepada mekanisme pasar membuat harga barang
kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan. Khususnya setiap menjelang hari
besar keagamaan seperti ramadhan dan idul fitri.
Seharusnya
kebijakan perekonomian nasional lebih berpihak pada kepentingan rakyat. Jangan
semua dilepas kepada mekanisme pasar tanpa ada kendali dari pemerintah. Selain
itu, pemerintah juga harus berani menindak tegas para pemain atau spekulan yang
terbukti memainkan harga di pasaran. Sejauh ini, stok beras nasional
mayoritas dikendalikan oleh pihak swasta dan sisanya dipegang pemerintah melalui
Perum Bulog.
Bisa
kita bayangkan, dengan dominasi pihak swasta sebagai pengendali stok beras
nasional, mereka bisa memainkan harga dengan leluasa sehingga sampai kapan pun
Bulog tidak akan sanggup membeli gabah dari para petani kita. Ini karena harganya
yang memang melewati harga pembelian pemerintah.
Pemerintah
akan
mengalami kesulitan mengendalikan kestabilan harga bahan pangan maupun
komoditas lainnya. Apalagi pasokan bahan pangan itu sebagian besar memang telah
dipegang swasta. Kecuali ada kebijakan yang diubah mengenai harga pangan dari
pemerintah yang memang seharusnya dikendalikan sendiri.
c.
Mengubah Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat yeng cenderung boros kerika menghadapi
bulan ramadhan dan idul fitri merupakan salah satu pemicu tingginya harga
kebutuhan pokok. Sehingga dengan
mengubah gaya hidup, mengatur pola konsumsi saat ramadhan menjadi seperti hari
biasa dapat mengurangi kenaikan harga yang terjadi. Karena bulan ramadhan seharusnya justru
mengurangi pengeluaran, bukan sebaliknya.
Apabila
gaya hidup ini diubah, pengeluaran terhadap konsumsi justru akan berkurang dan
kemungkinan harga seharusnya turun atau stabil.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kenaikan
harga sudah lazim terjadi di Indonesia. Pada saat ramadhan dan idul
fitri, harga melambung tinggi membuat masyarakat resah. Hal ini disebabkan karena adanya faktor
tingginya permintaan, adanya penimbunan barang oleh beberapa pedagang,
infrastruktur yang buruk, dan gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif.
Upaya
masyarakat dalam menghadapai kenaikan ini sudah dilakukan walaupun hasil yang
diperoleh belum maksimal untuk menstabilkan harga.
Solusi
dalam menangani masalah kenaikan harga ini dapat dengan menyeimbangkan
pengeluaran dengan kebutuhan sehingga
peredaran barang di pasar stabil, selain itu dengan mengendalikan stok agar
kebutuhan tidak mengalami kelangkaan.
Namun dari pihak masyarakat juga perlu mendukung yaitu dengan mengubah
gaya hidup pada saat ramadhan agar tidak terjadi pemborosan.
3.2. Saran
Ramadhan seharusnya menjadi bulan yang memberikan banyak
pelajaran kepada semua umat, termasuk pelajaran menata kembali keadaan ekonomi
yang sudah semrawut agar dapat ditata kembali dengan mengelola pengeluaran
sesuai kebutuhan.
Cara pandang mengenai ramadhan dan idul fitri yang merupakan
bulan penuh tidak perlu diimbangi dengan pengeluaran yang serba meriah dan
cenderung boros agar keadaan harga di pasar tetap stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Sayuti.2011.”Analisis
Kenaikan Harga Barang Menjelang Puasa dan Lebaran”.
http://sayutipolinela.blogspot.co.id/2011/10/paper-analisis-persoalan-ekonomi.html.
Wahyono,Budi.2013.”Cara Menangani Kenaikan Harga Barang Kebutuhan Pokok Menjelang
Idul Fitri”.http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/cara-menangani-kenaikan-harga-barang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar